Btc

Jumat, 28 Oktober 2011

Wulan Sri Rahayu, JUS SMKN 1 Bekasi

Wulan Sri Rahayu, tercatat sebagai SMK Negeri 1 Bekasi. Di usia yang belia telah aktif mengembangkan ide ide kreatif dengan menghasilkan produk produk unik yang bisa menjadi bekal bisnisnya. Melalui blognya http://photographyqu.blogspot.com ChaLans Creative " be entrepreneur"
Beberapa karya diantaranya 
1. New Inovation Accesories,,, biasanya kerajinan yang kita temukan dari bahan flanel itu biasanya gantungan Hp, Tas, tempat HP, tempat pensil, pin... nah... ini sebuah trobosan terbaru yang berhasl ia ciptakan
2. BAJU PENSIL..Ide Creative ini muncul waktu beliin adiknya pensil, harganya murah. Kualitas barang sesuai dengan harga. sekilas pensil murah ato mahal ga ada beda nya.. namun yang membuat menarik adalah motif dari pensil itu.  Tercetus lah ide membuat Baju Pensil... meskipun pensilnya murah tap jadi terlihat mahal. Harganya Rp. 1000,- terlihat seperti pensil harga Rp. 10.000,(Boleh Juga kan).

Peluang usaha bisa kita ciptakan dari hal-hal yang kecil... yang ada disekeliling kita bisa kita manfaatkan untuk menjadi pendorong dan pendukung usaha kita. asal ada kemauan, kreatifitas and action.. ah kalian pasti lebih faham  (katanya)
Untuk lihat lebih banyak karyanya  bisa dilihat contoh contoh pada gambar.. motive nya banyak loch.. beraneka ragan & lucu2 :) ...
http://www.facebook.com/media/set/?set=a.126475760698516.19884.100000082775387&type=3 album ini menyimpan beberapa koleksi hasil karya ChaLans Creative ... :)

Boleh ditiru :) tapi modivikasi yoo....
Semoga memberikan inspirasi baru, YANG MUDA YANG BERBISNIS, be entrepreneur... :)
 Ingat ATM (Amati Tiru dan Modifikasi) jangan TTM (Tiru Tanpa Modifikasi)
Sukses ya.

Info Lengkap http://photographyqu.blogspot.com

Rabu, 26 Oktober 2011

Chocodot, Peluang Usaha Baru dari Garut

Garut identik dengan dodol. Seperti yang telah banyak kita ketahui, Garut merupakan salah satu kota di Indonesia yang memiliki panorama pemandangan yang sangat indah dan menakjubkan. Bahkan ada sebutan, kalau Bandung kita kenal dengan sebutan paris van java, begitu juga dengan Garut orang-orang sering menyebutnya dengan sebutan swiss van java. Kenapa di sebut demikian karena Garut termasuk area yang di kelilingi oleh gunung-gunung yang sangat sejuk di pandang mata seperti halnya keadaan topografis di negara Swiss yang memiliki banyak areal pegunungan.  Selain itu Garut juga memiliki kekayaan kuliner yang tidak kalah menariknya dengan ke indahan alamnya, contoh nya saja makanan yang paling khas dari Garut yaitu dodol, sebagian orang bahkan telah menganalogikan dodol dengan Garut, karena jenis makanan dodol sudah menjadi ciri khas dan menjadi salah satu icon makanan untuk kota Garut. Tetapi dalam perkembangannya ternyata dunia kuliner di Garut melalui banyak sekali perkembangan, ini terbukti dengan munculnya jenis makanan baru asli kreasi dari kota Garut, varian makanan ini di namakan Chocodot (dibaca: cokodot.) jenis makanan ini muncul dari ide brilian seorang ahli kuliner asli putra Garut beliau bernama Kiki Gumelar, beliau membuat terobosan baru dengan dasar pemikiran ingin membuat jenis makanan baru tanpa harus meniggalkan tradisi makanan khas Garut (dodol) , maka terciptalah Chocodot (dibaca: cokodot.) pada dasarnya bahan yang di gunakan terdiri dari dua jenis coklat, yaitu dark chocolate dan white milk chocolate kemudian secara garis besar bahan coklat ini di kombinasi dengan bahan dodol asli Garut, maka terciptalah varian baru dari coklat yang di beri nama Chocodot

Selasa, 11 Oktober 2011

Dari Sampah Berbuah EMAS


Enam Tahun Silam Mohammad Baedowi masih berkutat dengan kesibukannya sebagai auditor di Sebuah Bank Asing di WTC Jakarta. Masa itu tidak sedikit karyawan di Bank didera kecemasan lantaran Bank makin terpuruk, dilikuidasi atau merger sebagai dampak moneter di Indonesia. "Saat itu saya melihat banyak teman yang ketar-ketir menunggu nasib. Saya berpikir, daripada ikut susah, lebih baik berhenti duluan. Saya lantas mengundurkan diri dari perusahaan," Berhenti bekerja di bank, Baedowy lalu mendalami pekerjaan sampingan sebagai manajer keuangan pada sebuah perusahaan batik yang memiliki pabrik di Pekalongan, Jawa Tengah. Selain mengurus dan menata keuangan pabrik, ia juga bertugas mengatur kegiatan pameran produksi batiknya.Roda kehidupan putra pertama pasangan Supomo dan Zubaidah ini lantas berbalik 180 derajat setelah ia bertemu dengan seorang pejabat bank yang menawarinya berkongsi bisnis sampah. "Kerja sama kami hanya berjalan setengah tahun. Ternyata, kami sama-sama belum ahli berbisnis sampah. Tetapi, lantaran saya merasa sudah telanjur, kepalang basah, saya memutuskan untuk mencoba sendiri," 
Sampah plastik menjadi pilihan ladang bisnis Baedowy. Alasannya sederhana. Di benak Baedowy, berbisnis sampah plastik tidak membutuhkan modal terlalu besar, persaingan tidak terlalu ketat, dan bisnis sampah tidak dihantui risiko besar. "Kalau tidak laku, bisa disimpan lagi," Dengan modal awal Rp 50 juta, Baedowy mendirikan pabrik penggilingan plastik yang dinamainya Fatahillah Interplastik. Namun, berbisnis sampah pun ternyata memiliki tantangan sendiri. Persaingan antarsesama pengusaha limbah plastik ternyata sangat ketat dan keras. Karena sebelumnya tak punya pengetahuan tentang sampah plastik dan minim peta perdagangan, tidak jarang Baedowy harus pulang dengan modal nyaris habis.Kendala lain, satu-satunya mesin pemotong (crusher) plastik di pabrik Baedowy kerap ngadat sehingga produksinya terganggu. Situasi ini dialami Baedowy selama lebih dari dua tahun. "Sambil jalan, saya belajar betulin mesin itu. Saya bongkar, kemudian pasang lagi. Pokoknya sampai hafal betul isi perut mesin itu," Ia juga memperdalam pengetahuannya tentang jenisjenis plastik dan sumber-sumber limbah plastik. Kini, Baedowy mengaku semakin paham ragam jenis plastik dan hasil dari daur ulang dari setiap sampah plastik tersebut.
Gelas plastik air mineral, misalnya, memiliki kode PP, singkatan dari polypropylene, sementara botol air mineral atau botol jus memiliki kode PET (polyethylene tereththalate). Berbeda jenis limbah plastik, berbeda pula harganya di pasaran. Sambil menjalankan usahanya itu, Baedowy rajin mengunjungi pameran industri, terutama yang berkaitan dengan mesin pengolah plastik. Brosur-brosur tentang mesin pengolah plastik dikumpulkannya. Sampai di kantor atau di rumah, Baedowy lantas menggambar ulang dan mempelajari cara kerja mesin tersebut.
Kini, laki-laki ia  tidak hanya mampu berbisnis daur ulang limbah plastik. Melalui  perusahaannya, CV Majestic Buana Group, di Cimuning, Kecamatan Mustika Jaya, Kota Bekasi, Baedowy juga membuat mesin-mesin pengolah limbah plastik, antara lain mesin penghasil pelet plastik, mesin crusher penghasil pencacah plastik, dan mesin pengolah lainnya.Mesin-mesin itu ia jual kepada mitra, istilah Baedowy kepada relasi bisnisnya yang sama-sama mengolah limbah plastik. Ia juga diminta membangun mesin atas pesanan instansi pemerintah. Dua di antaranya dari Departemen Kelautan dan Perikanan serta Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi.   Baedowy mengakui bahwa mesin-mesin tersebut bukan seutuhnya orisinal hasil pemikirannya sendiri. "Mesin-mesin itu sudah ada, tetapi saya ubah lagi sesuai dengan kebutuhan pengguna dan kondisi yang ada di lapangan," Hampir enam tahun menggeluti bisnis daur ulang sampah plastik, Baedowy tidak hanya memperoleh keuntungan materi hingga puluhan juta rupiah per minggu, tetapi juga lebih dari 40 mitra yang tersebar di beberapa daerah di Indonesia. Dari mitra- mitra tersebut, Baedowy dipasok hasil olahan sampah plastik, yang kemudian diekspor ke China. Puluhan warga Cimuning pun dikaryakan di pabrik Baedowy. Selain memproduksi cacahan plastik, pabrik Baedowy juga memproduksi lakop (ujung) sapu ijuk dari bahan daur ulang sampah plastik, yang kemudian dijual ke pabrik dan perajin sapu ijuk dengan harga Rp 500 per buah. "Saya kewalahan memenuhi pesanan. Jarang ada stok di gudang saya," ujar Baedowy. "Masalah sampah adalah masalah besar yang dihadapi bangsa kita. Tetapi, kalau sampah diolah secara tepat, dengan teknologi yang tepat, dan ada peluang memasarkan hasil daur ulangnya, sampah ini bisnis bernilai dollar," papar Baedowy. "Saya punya obsesi untuk menyebarluaskan pengetahuan saya ini kepada orang lain," katanya menambahkan. 
Rezeki Sampah plastik 
Keinginan untuk mendapat jaminan tetap memiliki penghasilan mendorong Muhamad Baedowy mengembangkan jiwa wiraswastanya. "Baedowy menjadi salah satu penerima penghargaan wiraswasta kecil dan menengah terbaik 2008-2009 versi dji Sam Soe Award".     Falsafah yang dipegangnya adalah tidak ingin berpenghasilan tetap, tetapi memilih tetap berpenghasilan."sekarang hidup makin susah kalau hanya bergantung pada penghasilan tetap, ungkap Baedowy yang menjadi peserta pameran produk Indonesia 2009 di jakarta. Keinginan untuk tetap berpenghasilan tetap ini di wujudkannya dengan selama 9 tahun membangun pengolahan sampah organik. Keuletan dan kegigihan pria kelahiran Balikpapan, kalimantan Timur itu membuahkan berbagai penghargaan antara lain juara pertama pemuda pelopor Tingkat Nasional tahun 2006 atas dedikasinya dibidang usaha. Ji1a wiraswata Baedowy sudah terlihat ketika masih kuliah di Fakultas Ekonomi Universitas Merdeka, Malang, Jawa Timur. Meski dari keluarga mapan, dari orangtua yang bekerja di bidang perminyakkan, Baedowy iseng - iseng berjualan pisang molen di kampusnya. Dia kemudian di kenal dengan julukan Momo molen.  "Dari usaha ini saya mendapat pelajaran berharga jual makanan memiliki kelemahan. Makanan bisa kedaluarsa. "kata suami Ajeng Ririn Sari Yuniar ini".  Setelah lulus kuliah, ia merantau ke Jakarta dan pada 1997 bekerja di Royal Bank Scotland (RBS). Sembari bekerja, Baedowy mencoba berjualan jangkrik untuk pakan ikan . Saat itu perdagangan jangkrik sedang melonjak.
Namun, keinginan untuk tetap berpenghasilan menguatkan tekadnya membangun usaha sendiri. Ia memutuskan keluar dari pekerjaanya Sebagai auditor di RBS pada 1999. Bagi lelaki kelahiran 2 Mei 1973 ini, bekerja dibawah tekanan menjadikan dirinya tidak bahagia. Keinginan untuk membangun usaha sendiri itu disampaikan kepada pimpinan Bank swasta tempatnya bekerja. Pemimpin Bank tersebut menyatakan, Baedowy tidak akan mencapai kesuksesan. Namun itu tidak menyurutkan niat Baedowy menjadi wiraswasta. "Untuk meraih sukses dengan tetap berpenghasilan, saya pikir harus berani melawan arus. Pengusaha sukses Bob Sadino menyebut, kesuksesan hanya bisa diraih dengan cara berani menjadi "gila". Tentu mesti punya penghitungan, minimal setengah matang. Bukan sekedar "gila", kata Baedowy. Tekadnya menjadi wiraswasta semakin kuat ketika pada 1998 Indonesia dilanda kritis ekonomi. Banyak rekan kerjanya khawatir kehilangan pekerjaan.
Karakteristik Usaha
Dari situasi ini , Baedowy mulai berpikir untuk memulai usaha yang membuatnya merasa nyaman hingga usia itu. Ia pun menetapkan kriteria usahanya yaitu tidak mengenal resiko mati, busuk, kadaluarsa, modal sedikit, sulit sehingga relatif tanpa pesaing, dan hasilnya bisa langsung di pakai.Bapak tiga anak ini mulai melirik usaha pengolahan sampah plastik. Pada tahun 2000 dengan modal 50 juta dari uang tabungan nya, dibantu seorang karyawan, Baedowy mulai usaha penggilingan sampah plastik. Modal yang ditanamkan digunakan untuk membeli mesin penggilingan dan sebuah mobil pick up untuk mengambil sampah plastik dari lapak pemulung. Setiap malam Baedowy dan karyawanya berkeliling kelapak pemulung untuk mendapatkan sampah plastik didaerah Cikampek, Rawamangun, dan Pulogadung. Keesokan harinya, sampah plastik digiling menjadi biji plastik.
Dalam menjalankan usaha ini, Baedowy pernah dihinggapi rasa frustasi karena mesin rusak. Situasi menjadi makin sulit karena karyawan bagian produksinya pergi akibat tidak ada pekerjaan selama dua pekan. Dari pengalaman ini Baedowy pun berupaya merekayasa mesin penggilingnya. Usaha Baedowy sebanyak 85 persen mengandalkan bahan baku dari dalam negeri. Sisanya, 15 persen dari impor, terutama mesin penggerak di China. Namun, Baedowy melihat ada peluang memproduksi dan menjual mesin buatan sendiri. Sejak 2001, dia mengajak pembelinya bermitra. Baedowy melatih, membina mereka menjalankan usaha, dan membeli produknya yang sudah berupa biji plastik. kini dia punya lebih dari 60 mitra di seluruh indonesia. Dari setiap kilogram sampah plastik yang dicacah, keuntungan yang didapat Rp. 500 per kg. Kalau dalam sepekan mitra Baedowy dapat mencacah 2 ton, keuntungan yang didapat bisa mencapai Rp. 1 juta.
Botol air minum dalam kemasan (AMDK) diolah menjadi benang polister dengan harga Rp. 4500-Rp. 5000 per kg. Adapun gelas AMDK diolah menjadi campuran tali rafia yang harga jualnya Rp. 7000 per kg. Kini Baedowy mengolah sendiri botol sampo dan botol oli menjadi biji plastik dengan nilai jual Rp. 8000 per kg. Biji-biji plastik itu digunakan sebagai bahan baku rumah sapu ijuk yang didistribusikan kepada penjual sapu di Semarang, Solo, Tasikmalaya, Bandung, Lampung, dan Palembang. Bahkan, ada pelanggannya yang berasal dari China. Kini Baedowy memiliki 40 karyawan. Dalam berusaha, Baedowy meyakini bahwa keuntungan bukan semata-mata dari kemampuan mesin, melainkan karena kegigihan dan keuletan mitranya mencari bahan baku sampah plastik.

Tangga Sukses Wirausaha

Bukan suatu hal mudah untuk memulai bisnis sendiri, tetapi sebaliknya, juga bukanlah hal sulit untuk dilakukan. Memulai bisnis pribadi merupakan hal yang menakutkan, dan sekaligus menarik. Mengapa? Di satu sisi, hal ini dapat menimbulkan Resiko besar, sedangkan di sisi lain, kesempatan besar dalam kehidupan juga sedang menanti. Oleh karena itu, sangat masuk akal jika kita menjadi ingin tahu, apa saja sebenarnya, yang terlibat dengan diri kita pada saat memulai berbisnis, dan apa saja yang bisa membuat langkah bisnis kita ini bisa sukses.Saat ini banyak diantara kita melihat  dan mendengar para wirusahawan yang sukses dalam menjalankan usaha. Kisah sukses mereka terkadang mengundang daya tarik tersendiri untuk mencari tahu tip-tips dan kiat suksesnya. Banyak diantara mereka banyak yang bisa meraih sukses berwirausaha karena sudah merasa bosan menjadi employee, atau merasa kurang cocok dengan pekerjaan yang ditekuni sekarang, atau sudah bosan  menjadi self employee atau bisnis onwer menurut Robert R. Kiyosaki. Tetapi ada yang meraih sukses kerena faktor keterpaksaaan dan ada juga yang meraih sukses berwirausaha karena melihat peluang dan kesempatan untuk maju bisa didapat. Paulus Winarto dalam bukunya First Step to be an Entrepreneur menjelaskan bahwa terdapat  tahapan tahapan  terpenting untuk bias menjadi seorang wirausahawan sukses yang sukses . Tahapan itu diantaranya yaitu :   
1. BERANI MENGAMBIL RESIKO
Dalam hal ini kita sebagai seorang wirausahawan harus memiliki keberanian memulai sesuatu yang serba tidak pasti dan penuh resiko. Kita tentunya tidak mengambil semua resiko yang ada, melainkan resiko yang telah diperhitungkan dengan cermat. Keberanian mengambil resiko adalah hal penting yang harus dimiliki oleh para calon wirausahawan.
2. MENYUKAI TANTANGAN
Tantangan bukan kita hindari tetapi tantangan harus kita hadapi. Kalau kita Melihat segala sesuatu sebagai tantangan bukan masalah. Perubahan yang terus terjadi dan zaman yang serba edan seperti sekarang ini, sebaiknya dijadikan motivasi kemajuan bukan malah menciutkan nyali wirausahawan yang sukses. Dengan begitu seorang wirausahawan  akan terus memacu dirinya untuk maju mengatasi segala hambatan dan kelemahan yang dia miliki
3. MEMPUNYAI DAYA TAHAN YANG TINGGI
Seorang wirausahawan  harus memiliki banyak akal (bukan akal-akalan) dan tidak gampang menyerah adapun mudah putus asa. Harus selalu mampu bangkit dari kegagalan dan harus selalu tekun dibidang yang ia geluti. Ingatlah bagaimana kita menonton sebuah film kartun (tom & jerry) misalnya, Ia tidak pernah pernah mati, Walaupun dipukul berkali kali. Dia bangkit terus dan terus berusaha mencari tantangan baru untuk mengejar lawan.
4. PUNYA VISI JAUH KE DEPAN
Segala yang dilakukan punya tujuan jangka panjang meski dimulai dengan langkah yang amat kecil. Ia punya target untuk jangka waktu tertentu. Bagaimana tahun berikutnya, 2 tahun, 3 tahun lagi, 5 tahun lagi, 10 tahun lagi, dan seterusnya. Usahanya bukan letupan-letupan sesaat dan bukan karena latah (ikut-ikutan). Visi adalah pandangan jauh kedepan tentang kita sebagai wirausaha atau usaha kita.
5. SELALU BERUSAHA MEMBERIKAN YANG TERBAIK
Wirausahawan akan mengerahkan semua potensi yang dimilikinya. Jika di rasa kurang ia akan merekrut orang-orang yang lebih berkompeten agar dapat memberikan yang terbaik kepada pelanggan
Terkadang kita memiliki kemampuan tetapi tidak berani untuk memulai. Strategi yang tepat untuk mengatasi TAKUT MEMULAI menjadi seorang usahawan adalah harus ”Berani! Harus Berani berubah, harus bermimpi besar. Berani bertindak tapi tetap memperhitungkan kegagalan-kegagalan. Pasti BISA! Meski kita lulusan SLTA dengan USAHA dan KERJA KERAS, DOA dan Semangat TINGGI.  PASTI BISA.
Kalau Kita ragu memulai usaha, kita Boleh-boleh saja memiliki usaha yang gampang melalui franchising atau .ikutan tren misal waralaba tapi pikir dan yakin serta hitung dengan cermat dan akurat semua resikonya. Jika resikonya kita bisa atasi ya kenapa tidak berani memulai?Setiap jenis usaha pasti ada resikonya.
Banyak belajar dari pengalaman-pengalaman kita sendiri juga pengalaman pengalaman orang lain.  Minimalkan biaya dan lakukan PDCA (Plan-Do-Control-Action) Bagaimana kalau kita sebagai karyawan, pekerja masih bisa  memungkinkan untuk berbisnis sampingan atau punya usaha sendiri mulai langkah kecil kita. Mulai dari sekarang Join dengan teman-teman saja dulu, lalu terus kembangkan itu.
Sedangkan bagi pemula / calon wirausahawan, keberanian merupakan kunci kesuksesan memiliki usaha.  Usaha dapat dimiliki dengan cara membuka atau merintis usaha sendiri, membeli yang sudah ada, membeli franchise (waralaba) atau melalui kemitraan usaha dengan Perusahaan besar. Saat ini banyak perusahaan dan BUMN yang memiliki Program Kemitraan Bina Lingkungan (PKBL) sebagai wujud tanggung jawab sosial terhadap masyarakat sekitarnya.

Semoga contoh kisah kisah dalam buku ini dapat memotivasi kita untuk mencari peluang usaha baru dan dijadikan contoh untuk mengembangan usaha yang akan kita jalankan. (Ugie,)